VALENTINE
Kedua mata Nela tak pernah lepas dari segala gerak-gerik seorang
cowok yang bernama Nasrul. Apapun kegiatan yang Nasrul lakukan di sekolah, Nela
pasti tahu dan menatapnya dari jarak yang dapat dibilang cukup jauh. Sejak
pertama masuk SMA, perhatian Nela selalu tertuju padanya. Bahkan bayangan
dirinya pun selalu saja menghantui pikiran Nela.
Beberapa hari lagi adalah
hari valentine. Kebanyakan orang pasti akan merayakannya, terutama bagi
pasangan muda-mudi. Di hari yang istimewa itu, mereka akan saling menukar kado
sebagai tanda kasih sayang. Kadang Nela merasa iri pada teman-temannya yang
sudah mempunyai pacar. Tapi di hari valentine ini, dia membulatkan tekadnya
untuk menyatakan perasaannya pada Nasrul.
***
Bel sekolah tanda pulang
telah berbunyi nyaring. Seperti hari-hari biasanya, Nela pulang bersama Tasya.
Tiba-tiba saja langkah kaki Nela terhenti. Kedua bola matanya terpaku menatap
pemandangan yang ada di depan matanya saat ini. Nela sungguh shock melihat
Nasrul berboncengan dengan seorang cewek. Mereka terlihat begitu mesra.
“Nel, sebaiknya kamu lupakan
saja Nasrul! Masih banyak kok cowok yang lebih tampan dari dia,” ucap Tasya tiba-tiba.
Nela menoleh aget ke arah
Tasya. Tak biasanya Tasya berkata seperti itu padanya. Biasanya Tasya yang
paling semangat meminta dirinya untuk mengatakan perasaannya kepada Nasrul.
Tapi tidak hari ini. Wajahnya kini menatap sedih ke arah Nela.
“Maaf ya, Nel! Bukannya aku
tidak mendukung lagi perasaanmu pada Nasrul, tapi dari gosip-gosip yang
kudengar...”
“Gosip apaan?” potong Nela
bingung dan juga penasaran.
Tasya menatap khawatir pada
sahabatnya itu. Dia tak tega untuk memberitahukannya
pada Nela. Tapi apa boleh buat, Nela sudah terlanjur melihat pujaan hatinya
dengan cewek lain. Tasya pun menghembuskan napas berat dan berkata, “Dari gosip
yang kudengar, Nasrul sudah punya pacar. Namanya Citra, adik kelas kita yang
baru masuk. Katanya sih dia cantik dan pintar, makanya Nasrul suka sama dia.”
Nela
terdiam. Pikirannya sangat kacau. Sedih, kecewa, dan menyesal karena terlambat
untuk memberitahukan perasaannya kepada Nasrul, semuanya bercampur aduk di
dalam hatinya. Tanpa sadar
butir-butir air mata menetes di kedua pipinya.
“Maaf ya, Nel! Sebenarnya
aku nggak mau mengatakan ini sama kamu, tapi daripada kamu semakin suka dan
susah melupakannya, lebih baik kubilang sekarang,” ungkap Tasya semakin
khawatir.
“Aku nggak apa-apa,” jawab
nela mencoba untuk tenang. Dia segera menghapur air matanya. “Ayo pulang!”
Tasya menurut saja. Dia
berjalan mengikuti langkah Nela. Tak
sepatah kata pun yang berani keluar dari mulutnya. Dia merasa bersalah pada
Nela. Menurutnya ini lebih baik bagi Nela, daripada perasaannya semakin dalam
dan akhirnya susah untuk melupakan Nasrul.
***
Hari yang ditunggu-tunggu
pun tiba. Beberapa penghuni kelas secara terang-terangan memberikan kado
spesial untuk para pasangannya. Nela terlihat sangat murung. Kado yang susah
payah dia buat akhirnya tak jadi diberikan kepada Nasrul. Dia juga mengurungkan niatnya untuk menyatakan
perasannya yang sebenarnya. Dia tak mau menjadi pengganngu bagi hubungan Nasrul
dan Citra.
Semakin hari Nasrul dan
Citra terlihat semakin mesra. Nasrul bahkan tak segan-segan
mengelus lembut rambut Citra. Hal itu membuat hati Nela semakin sakit. Walaupun
Nela berusaha untuk melupakan sosok Nasrul dalam pikirannya, tapi hatinya masih
tertuju padanya.
Bel sekolah tanda pulang
telah berbunyi nyaring. Semua penghuni sekolah berbondong-bondong menuju pintu
gerbang sekolah. Hari ini Nela terpaksa pulang sendirian. Tasya dengan
senangnya dijemput oleh pacarnya. Nela melangkahkan kakinya dengan gontai.
Tetapi, ketika hendak keluar dari gerbang sekolah, tiba-tiba saja Nasrul dan
Citra mencegatnya.
“Hai, bisa bicara sebentar?”
tanya Nasrul tiba-tiba.
Nela menjadi canggung. Dia
tak tahu harus berbuat apa sekarang. Kenapa harus ketemu sama dia sih? Aku
harus gimana nih sekarang? Pikirnya resah.
“Hei!” panggil Nasrul
menatap aneh.
“Iya, kenapa?” jawab Nela
spontan. Dia terlihat sangat gugup.
“Kau Nela kan? Aku sering
lihat kamu saat sedang latihan voli,” ucapnya tersenyum.
Nela benar-benar tak tahu
harus berbuat apa. Jantungnya sejak tadi terus berdetak cepat. Baru pertama
kali dia berhadapan langsung dengan Nasrul, cowok yang sangat disukainya itu.
Nasrul pun terlihat gugup
dan gelisah. Nela semakin
deg-degan dibuatnya. Tapi Nela tak ingi berpikir macam-macam. Dia sadar bahwa
Nasrul sudah menjadi milik gadis lain. Kedua mata Nasrul kini menatapnya lekat.
Dengan suara bergetar Nasrul berkata, “Aku menyukaimu, Nel. Kamu mau nggak jadi
pacarku?”
Nela menatapnya tak percaya.
Dia sulit mempercayai pendengarannya sendiri. “Kamu suka sama aku?”
Nasrul tersenyum. “Iya, aku
suka sama kamu. Gimana?
Kamu mau nggak jadi pacarku?”
Wajah Nela merona seketika.
Hatinya benar-benar sangat senang sekarang. Dia tak menyangka
Nasrul menyukainya. Tapi tiba-tiba dia menatap bingung. “Bukannya kau sudah
punya pacar? Kenapa kau bilang
suka sama aku?”
“Pacar?” tanya balik Nasrul
dengan tatapan bingung.
“Bukannya kau pacaran sama
Citra? Apa kau mau mempermainkanku?”
Yang ditanya malah tertawa.
Begitu pula dengan Citra yang sejak tadi berdiri di samping Nasrul.
“Kak Nela jangan percaya
sama gosip itu! Aku dan Kak Nasrul sengaja membuat gosip seperti itu untuk
menjauhkan gadis-gadis yang suka mendekati Kakak,” jelas Citra.
“Apa gara-gara gosip ini,
akhir-akhir ini kamu jarang menontonku bermain voli di lapangan?” tanya Nasrul.
“Dari mana kau tau aku
sering menontonmu?” Nela
semakin malu. Wajahnya kembali merona.
“Dari temanmu, Tasya. Tadi
pagi dia menghampiriku dan marah-marah. Dia juga mengatakan yang sebenarnya
padaku. Gara-gara dia, aku membawa Citra ke sini untuk menjelaskan semuanya
padamu. Kenalkan dia adikku, Citra,” jelas Nasrul.
Wajah Nela semakin merona.
Dia malu sudah percaya begitu saja gosip yang beredar tanpa menanyakannya dulu
kebenarannya. Dia benar-benar merasa sangat malu. Ternyata selama ini, dia
sudah cemburu pada Citra yang ternyata adiknya Nasrul.
“Kamu mau kan jadi pacarku?”
tanya Nasrul penuh harap.
Nela mengangguk
sebagai tanda menerimanya. Nasrul lalu mengambil sebuah kado dari dalam tasnya
dan memberikannya pada Nela. Akhirnya di hari valentine ini, Nela mendapat kado
istimewa dari cowok yang disukainya. Secara tak langsung semua berkat
sahabatnya, Tasya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar